Jumat, 09 September 2011

cerpen


         
REVA
Ditanggal 20 Agustus
            Reva. Ya Reva panggilannya seorang gadis cantik, cukup pandai, dan selalu menyapa orang yang iya lalui. Reva dulu terlahir diantara keluarga yang cukup namun beberapa tahun kemudian mereka menjadi keluarga yang kurang mampu dan dia bisa dibilang bukan anak yang berbakti kepada orang tua. Dalam keluarganya dia dituntut untuk menjadi yang terbaik, dan Reva pun juga orang yang suka menuntut orang lain.
            Seorang gadis kecil, berambut panjang dengan bandana menghiasi rambutnya, sepatu warna merah, mengenakan baju putih berompi merah kotak-kotak dan menggendong sebuah tas ransel newarna merah juga sedang asik menyusuti jalan menuju ke suatu tempat untuk menuntut ilmu ya tepatnya di  Taman kanak-kanak. Dengan senyumnya yang sangat manis gadis kecil itu tampak gemdira melenggak-lenggokkan badannya sambil berlari-lari kecil menuju ruang kelas.
            Pagi ini pelajaran pertama diisi dengan bernyanyi dengan bahasa inggris. Seorang wanita cantik memutarkan sebuah lagu dengan menggunakan tape. Semua mendengarkan lagu yang sedang mengalun ceria. Tapi seorang anak laki-laki berniat menjahilai gadis kecil yang sedang mendengarkan sambil mengikuti lagu itu. Bandana yang menghiasi rambut gadis kecil itu sengaja ditarik oleh anak laki-laki itu dan gadis itu hanya diam dan menatap tajam anak laki-laki itu.
            “yeyeyeye sini kalo bisa ambil hahaha” ejek anak laki-laki itu.
            Gadis kecil itu tetap terdiam ditempat da pandangannya pun tak lepas dari anak laki-laki itu. Saat itu ibu guru sedang berada di luar kelas.
            “lio kembaliin bandana akuu!!!!!” teriak gadis kecil itu dengan nada celat.
            “wek wek ambila aja sini kalo bisa!” ejeknya lagi sambil berlari meninggalkan gadis kcil itu.
            “BUUUK!!!!!!” sebuah balok mainan yang terbuat dari kayu melayang mengenai kepala Rio. Rio pun langsung menangis dan berlari keluar menuju ke ibu guru berada dan melaporkan gadis kecil itu. Gadis kecil itu kemudian mengambil bandananya dan memasangnya kembali. Tak lama ibu guru muda yang cantik itu masuk kekelas dan menegur gadis kecil itu.
            “Reva sayang  enggak boleh nakal kalo sama temennya ya?”
            “Tadi Lio dulu buk yang natalin Leva, Lio ngambil bandana Leva buk padahal tdi Leva lagi dengerin lagu buk” jawab Reva gadis kecil itu.
            “Iya Reva bener tapi besok lagi jangan dipukul ya besok lagi nanti ndak Reva nggak punya temen.”
            Reva hanya mengangguk kecil.
            Saat istirahat Reva menghampiri seorang wanita yang muda dengan menggunakan baju baby sister. Mereka sangat terlihat akrab dan saling menyayagi.
            “Mbak Utiii???” teriaknya
            “Apa sayang? Gimana tadi bisa nggak ngerjain tugasnya?” tanya mbak uti.
            “Mbak tadi Lio nakal lagi sama Leva.”
            “Ya suda reva gag usah sedih nanti orang yang nakal akan dihukum sama Allah.”
            Reva gadis kecil yang pandai berbahasa inggris dan pandai dalam hal Fashion show itu bisa dibilang jagoan di sekolahnya karena dia tak perna takut atau menangis bila ada teman yang menjailinya.
            Sekolag Dasar......
            Awal masuk sekolah daras reva cukup dini untuk masuk kesana namun karna kepandaiannya dan dia sudah bosan do Taman Kanak-kanak maka ia masuk ke Sekolah Dasar. Sama halnya di Tamana Kanak-kanak ia pun juga menjadi jagoan di Sekolah Dasar. Hari pertama masuk Reva sudah dijsili oleh Intan teman sekelasnya.
            “Heh kamu masih anak kecil ngapain masuk ke SD?” sewot Intan sambil melemparkan tas milik Reva.
            Reva mengambill tasnya dan menaruhnya kembali ke mejanya kemudian tas milik Intan iya lemparkan ke tong sampah. Intan marah kemudian menangis menghampiri mamanya yang berada diluar kelas. Reva hanya terdiam santai duduk diatas mejanya sambil benyqanyi-nyanyi dalam bahasa inggris. Namun tak tak lama seorang wanita berumur 30-an menghampiri Reva.
            “Kamu jangan berani ya sama anaksaya salah anak saya apa? Dasar gag punya aturan.”
            “Maaf ya bu tapi anak saya mungkin tidak sengaja.” Bantah mama Reva.
            “Mah tadi dia ngatain aku anak kecil terus lempar tas aku, trus aku bales aja lempar tas dia."
Mama dari Intan hanya bisa diam saja dan mencoba untuk membuat Intan berhenti menangis. Reva adalah gadis kecil yang pemberani dan akan membalas apa yang orang lain perbuat dengannya, namun dia tidak pernah menjahili teman-temannya bahkan dia akan membantu temannya apabila temannya di jahili orang lain. Seperti saaat ia masih duduk di Taman Kanak-kanak, Rio yang pernah menjahilinya dan yang pernah ia buat menangis mengambil coklat yang dibawa oleh Moza. Moza menangis namun Rio tetep aja bandel dan tidak mau mengembalikan coklat milik Moza. Reva yang tak tahan melihat kenakalan Rio, Reva pun menghampiri Rio dan merebut coklat itu dan berhasil. Beberapa saat setelah coklat itu terambil dan ia berikan kepada Moza, Reva dan Moza Meninggalkan Rio. Namun, Rio yang merasa kesal langsung menarik rambut panjang melik Reva yang diikat dua itu. Reva pun marah kemudian ia membalik badan dan memukul Rio.
                                                                        JJJ
10  tahun kemudian........
            Pagi itu Reva terbangun pukul 03.00 dia mencuci muka kemudian duduk dimeja belajar dia tampak memperhatikan sebuah figura foto yang didalamnya terdapat sebuah foto dan didalam foto itu tampak ada 5 orang yang sangat harmonis. Cukup lama ia memperhatikan foto itu dan matanya mulai berair. Tak lama ia memperhatikan figura yang satunya ia masih terus meneteskan airmatanya. Kemudian ia membuka sebuah buku harian bewarna merah marun yang di sampulnya terdapat rangkaian bunga kering berbentuk melingkar seukurang dengan gelang tangan. Reva membuka halaman yang tampaknya suda ia beri batas dam membacanya.
            20 agustus 2005
            “Dear dairy, hari ini aku begitu indah aku mendapat banyak kado ulang tahun dan kejutan-kejutan dari teman-teman. Tapi yang membuat aku bahagia pukul 00.00 mama papaku membangunkan aku dan memberiku ucapan selamat, mereka juga membawa roti tart untukku tak lupa mereka juga memberiku kado yang sangat bagus, mereka memberiku liontin yang didalam liontin itu terdapat namaku dan foto ku bersama mereka. Saat di sekolah Rio memberiku sebuah kotak musik dan bunga edelways.”
            Sejenak ia berfikir dan kemudian ia memegang liontin yang menggantung dilehernya dan membuka liontin itu, ia memperhatikan foto yang ada didalamnya ia kembali meneteskan airmatanya. Tak lama Reva membuka sebuah kotak didalamnya terdapat bunga edelways dan kotak musik pemberian Rio. Setelah memperhatikan semua barang-barang tersebut ia kembali membuka buku hariannya.
            20 Agustus 2008
            “Dear dairy, ulang tahun kali ini sangat menyedihkan untukku tiada kemewahan dan tak didampingi oleh sosok papa.”
            20 Agustus 2010
            “Dear daury, ulang tahun kali ini cukup membahagiakan untuku pacar aku Rio mengajakku pergu kepegunungan yang entah apa itu namanya, namun disana udaranya begitu sejuk dan pemandangannya sangat indah. Disana Rio memberiku sebuah gelang yang terangkai dari bunga edelways, tak hanya itu dia juga memberiku cincin yang terukir namanya. Rio juga mengatakan dia akan selamanya menjagaku dan tidak akan menjahiliku seperti saat TK dulu sambil memelukku erat seperti oranga yang hendak pergi  jauh.”
                Malam itu Reva benar-benar sangat terpukul  airmatanya terus bercucuran dan terus memeluk figura foto yang didalamnya terdapat fotonya bersama kekasihnya Rio. Room chatting yang sedang dihadapannya banyak bertuliskan kata-kata agar Reva sabar menghadapi hidunya kedepan. Namun semua pesan itu tak satupun yang ia balas. Dia terus saja menatap foto itu. Tak lama sosok wanita masuk kedalam kamarnya.
            “Reva kenapa belum tidur?” sapa wanita itu sambil membelai rambut panjang Reva.
            “Tadi Reva terbangun Ma, Rio dateng Ma.” Jawabnya
            “Sudahlah Va Rio sudah pulang ketempatnya. Jangan kamu bebani dengan tangisan sayang.”
            Ya kemarin malam Rio meninggalkan Reva. Rio meninggal karena penyakit yang diidapnya kamuh setelah Dia, Reva dan teman-temannya bermain bersama. Reva sangat terpukul dan tidak menyangka akan semua itu bahkan saat Rio hendak dibawa ke makan Reva pingsan dengan isak tangisnya. Baginya Rio adalah kekasih yang sangat berarti buatnya karena saat Reva ada masalah dalam keluarganya Rio selalu mendampinginya dan membuatnya tersenyum.
                                                            JJJ
            Semenjak kedua orang tua Reva jatuh bangkrut dan Rio meninggalkannya untuk selamanya, Reva tidak pernah betah ada di rumah. Saat berada dirumah Reva dan keluarganya sering cekcok bahkan setiap hari tidak pernah ada ketenangan. Reva pun menjadi sering uring-uringan, Reva menjadi pembangkakang dan tidak pernah mengerti keadaan orang tuanya. Di sekolah pun Reva tidak terlalu banyak mempunyai teman. Namun Reva banyak bergaul dengan teman saat SD, SMp dan teman main dari sekolah lain. Di sekolah ia seperti hanya menjadi bahan ejekan, dan karena ketertekanan di sekolah Reva selalu uring-uringan dirumah.
            Suatu saat Reva menuntut untuk dibelikan motor karena teman-temannya banyak yang menggunakan motor , tak hanya alasan itu juga dia menuntut ini juga tututan dalam belajar saat belajar kelompok di rumah teman Reva tidak bisa ikut karena tidak memiliki kendaraan, Reva juga bosan berangkat pulang sekolah harus naik bis. Jarak tempuh rumahnya pun cukup jauh, setiap hari ia harus bangun pagi-pagi sekali agar tidak telat kesekolah. Dan saat ada acara ekskul ia pulang terlalu larut ia pun hampir kehabisan bis.
            “Ma, aku mintak dibeliin motor aku bosen mama hanya janji sama aku tidak pernah membelikan aku.” Ucap reva dengan nada tinggi.
            “Kamu tau keadaan kita sekarang nggak Va? Mama hanya penjual kue dan tukang jahit adikmu ada 3 biaya sekolahmu juga mahal.!!” Bentak mamanya.
            “Loh akukan selalu dapat biasiswa Ma harusnya Mama sisihkan uang yang seharusnya untuk membayar sekolah aku. Mama nggak adil Mama selalu menuntutku untuk juara dan mendapatkan beasiswa dan sekarang aku juga mau hak aku Ma!!”
            “Tapi ya kan uang itu untuk keperluan keluarga kan Va.”
            “Masa bodoh Mama jahat!!!”
            “PLAAAAAKKKK” Sebuah tamparan dari tangan mamanya mendarat di pipi Reva. Reva marah-marah kemudian membanting pintu kamarnya. Didalam kamarnya ia memandangi foto almarhum Rio dan menangis sejadi-jadinya. ya seperti itu keadaan setiap hari dirumah Reva.
            Malam itu Reva pergi diam-diam untuk pergi bersama teman-temannya. Tak lama mamnya menyadari kepergian putrinya, lalu ia menghubungi Reva namun HP milik Reva mati sengaja tifak diaktifkan oleh Reva. Pukul 23.00 Reva baru pulang dan masuk diam-diam. Namun, mamanya mengetahui  dan terjadi kributan besar. Reva dipukuli oleh mamanya sampai Reva menangis dan berteriak-teriak mengamuk.
            Pagi harinya sekitar pukul  3 pagi Reva pergi melarikan diri dengan membawa tas berisi baju, laptop hadiah lomba, HP, dan uang yang ia punya. Reva terus berjalan menyusuri jalan dengan tangisan karena sudah tidak betah dengan suasana rumah bahkan untuk belajarpun ia sangat terganggu. Reva sempat meninggalkan sepucuk surat diatas meja belajarnya.
            Pagi hari saat nenek Reva hendak membangunkan Reva untuk sekolah. Rumah menjadi gempar dengan surat yang Reva tinggalkan.
                        “ AKU PERGI GAG TAU MAU KEMANA AKU GAG BETAH DIRUMAH”
                                                                                                REVA
            Sudah 2 hari semua mencari reva tidak ketemu. Siang itu datanga kabar dari seorang teman Reva yang mengatakan Reva kecelakaan dan dia sekarang berada dirumah sakit. Semua panik dan langsung menuju rumah sakit dimana Reva berada. Sampai dirumah sakit mama reva dan keluargannya langsung menuju ruang ICU Reva terbaring tak berdaya disana.
            “Mama....Mama....” suara reva pelan
            “Iya sayang mama disini Reva bangun ya sayang maafin Mama”
            “Ma Reva ninta maaf Reva banya nyusahin mama dan semua keluarga.”
            “Iya sayang Mama maafin Mama juga minta maaf ya sayang”
            “ya Ma, Reva ingin ada disamping Rio Ma.”
            Matanya tertutup dan detak jantungnya melemah semua panik dokter bergegas memeriksa Reva namun reva telah tiada. Semua menangis sejadi-jadinya.
            “REVA BANGUN SAYANG REVA BANGUN SAYANG. REVAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” teriak mama Reva.
            Paginya Reva disemayamkan di makam dimana Rio dimakamkan. Makamnya pun berdampingan karna itu permintaan Reva yang terakir. Semua sedis, semua menangis. Teman-taman Reva pun datang dalam pemakaman itu. Tabuaran bunga mawar mewarnai gundukan tanah.
Seusai penyemayaman Reva, Mama Reva berada di dalam kamar Reva ia memandangi seluruh ruangan itu banyak sekali foto-foto Reva dari Reva yang masih kecil hingga dewasa, air matanya menetes kemudian mengucur deras. Ia pun membuka-buka sebuah kotak yang didalamnya terdapat banyak barang-barang pemberian kado ulang tahunnya. Semua itu tersusun rapi dalam kotak itu. Mama Reva terus mengamati semua barang-barang yang ada. Krmudian ia membuka laci yang ada di meja belajar Reva disana ia menemukan dua amplop bewarna merah marun dan terdapat nama disetiap amplop itu, satu amplop bertuliskan “untuk Papa” dan yang satu “untuk Mama” kemudian ia membuka amplop dan amplop itu berisi surat yang satu untuk dirinya dan yang satu untuk suaminya tak lain papa dari Reva. Ia membaca semua surat itu hinnga selesai.
20 Agustus 2011
Teruntuk Papa sayang,
Papa hari ini Reva ini reva berumur 17 tahun Reva kangen sama Papa, Papa dimana Reva ingin dihari ulang tahun Reva yang sekarang Papa ada disamping Reva. Kini Reva telah tumbuh menjadi gadis remaja Pa. Semenjak kepergian Papa Reva dikeluarga ini tidak pernah ada kata tenang Pa, seandainya kita bisa berkumpul seperti dulu lagi...... pasti aka sangat bahagianya Reva. Mempunyai keluarga yang utuh, damai selalu ada canda tawa yang menghiasi rumah, dan selalu ada kehangatan. Papa maafin Reva, Reva bukan gadis remaja yang baik, yang manis dan tidak menjadi apa yang Papa dan Mama harapkan. Reva nakal Reva berani sama Mama. Reva selalu membangkang Mama dan selalu menuntut sesuatu sama Mama. Tapi Pa itu semua Reva lakuin karena Reva tertekan Pa semenjak Papa bangkrut dan pergi jauh Reva nggak pernah mendapat kebahagiaan bahkan Reva juga nggak punya banyak temen sekarang Pa. Trus Rio juga peri jauh tinggalin Reva seperti Papa. Papa Reva pengen nyusul  Papa sama Rio, biar bisa selalu sama Papa juga Rio. Tunggu Reva Pa, Tunggu Reva... Tunggu Reva... Tunggu Reva.... salam sayang untuk Papa yang jauh disana.....

                                                                                    Reva Imaulanna Huth

12 Desember 2011
Teruntuk Mama sayang,
Mama Reva sayang banget sama Mama, maaf Reva selama ini sudah berani sama Mama, sudah membangkang Mama. Tapi Reva lakukan semua ini karena Reva tidak tahan sama semua yang terjadi sama diri Reva yang tak berguna ini dimata semua orang yang ada didekat Reva. Perlu Mama tau selama ini Reva selalu ingin jadi yang terbaik untuk Mama dan Reva tak ingin mengecewakan Mama karena Reva sangat sayang sama Mama. Mama adalah nomer satu yang ada dihati Reva. Terima kasih Ma selama ini udah rawat Reva sampai Reva sebesar ini reva bangga sama Mama, karena Mama adalah wanita terhebat yang Reva kenal, Mama berjuang untuk menghidupi Reva dan adik-adik Reva juga nenek sama kakek. Namun Reva sudah tak mampu lagi untuk bertahan ditengah-tengah kehidupan dan masalah yang Reva hadapi sekarang ini. Reva nggak punya segalanya bahkan kahis sayang pun Reva tak pernah merasakannya. Selamat tinggal Mama, Reva sayang sama Mama, Reva juga sayang sama adik-adik Reva, Reva juga sayang sama kakek nenek Reva. Tapi Reva ingin pergi jauh bersama Papa dan Rio.............

                                                                                    Reva Imaulanna Huth

            Dalam hatinya ia sangat terpukul dan merasa bangga kepada putrinya itu. Ia juga mengingat-ingat masalalu putrinya, Reva gadis manis yang tak pernah menangis dan tak pernah takut akan tantangan yang ia hadapi. Reva gadis kecil yang selalu patuh kepada kedua orangtuanya dan yang selalu mendapat juara Reva juga yang sering berkarya dan menunjukan aksinya. Reva yang selalu mendapat piala, piagam, sertifikat dan hadiah karena prestasinya. Ia pun terus meneteskan airmatanya.
 2 hari kemudian disekolah nama Reva haru dia memperoleh juara 1 umum dan karryanya dalam menulis novel dan menulis di Karya Ilmiyahnya mengang tingkat Nasional. Semua terharu mama Reva yang dipanggil pihak sekolah menerima piala dan sertifikat yangReva raih.
Reva pun hadir dalam acara pemberian penghargaan itu. Dia menyaksikan dan tersenyum entah ia tau dari alam mana.......................
                                                                        JJJ
                                                                        END

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates